1.Pendahuluan

Provinsi Jawa Timur memiliki potensi kebutuhan bibit yang cukup tinggi sekitar 200 juta bibit setiap tahun yang disebabkan oleh beberapa hal seperti : luasnya lahan kritis yang cukup besar, kebutuhan tanaman hutan yang cukup besar serta kesadaran menanam pohon yang meningkat dimasyarakat dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL).

Kegiatan tersebut tentu saja membutuhkan dukungan bibit berkualitas yang cukup, untuk menyediakan dukungan bibit yang cukup kualitas dan kuantitas maka perlu dibangun persemaian sebagai penyedia bibit yang berkualitas yang kedepannya akan dikembangkan sumber informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pembibitan tanaman hutan.

Kedepannya pengelolaan persemaian tidak bisa terlepas dengan perkembangan teknologi pemuliaan tanaman hutan yang telah menghasilkan beberapa hasil penelitian. Pengelola persemaian saat ini bisa memanfaatkan teknologi pembibitan yang telah dilakukan oleh para peneliti tanaman hutan agar pengelolaan persemaian tanaman hutan bisa lebih optimal.

Salah satu konsep perbanyakan bibit yang baru dikembangkan saat ini yaitu perbanyakan tanaman system Koffco (Komatsu Forda Fog Cooling System) merupakan teknik perbanyak tanaman stek yang diawali kerjasama antara Badan Litbang Kehutanan (Forda) dengan Komatsu untuk mengembangkan teknik pengadaan perbanyakan tanaman jenis dipterokarpa. Tanaman jenis ini telah mengalami eksploitasi besar-besaran karena nilai komersialnya tinggi namun perbanyakannya secara generatif cukup sulit karena bijinya bersifat rekalsitran (tidak tahan lama) sehingga susah diusahakan apabila tidak musim buah karena biji mudah busuk disebabkan kandungan airnya cukup tinggi.

2. Teknik Stek Koffco

 

Mekanisme KOFFCO system merupakan perkembangan teknologi terbaru untuk usaha pembibitan khususnya jenis-jenis yang sulit perbanyakannya melalui generatif (biji) dan ditujukan khusus untuk penyediaan bibit unggul. KOFFCO system dirancang agar kondisi lingkungan stek dapat dipertahankan  pada tingkat yang optimal untuk pertumbuhan akar. Mekanisme kerja KOFFCO System mengatur kondisi temperatur didalam rumah kaca tidak melebihi 30°C, kelembaban diatas 95% dan kisaran intensitas cahaya antara 10.000 – 20.000 lux. Untuk menjaga temperatur dirumah kaca 30°C digunakan sistem pendingin. Untuk menjaga kelembaban diatas 95 % digunakan sungkup propagasi transparan. Sedangkan untuk menjaga intensitas cahaya pada kisaran 10.000 – 20.000 lux digunakan shading net. Mekanisme ini terintegrasi menjadi satu paket yaitu teknologi KOFFCO System.

Penerapan Koffco system sangatlah mudah, yang mampu dikerjakan oleh teknisi lulusan setara SLTA dan telah tersedia buku pedoman teknis dan pedoman managemen pengelolaan yang mudah didapatkan, sehingga saat ini sudah dikembangkan oleh beberapa IUUPHK di luar Jawa (Atok, 2009)

Keuntungan penggunaan pembibitan secara vegetatif antara lain keturunan yang didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya, tidak memerlukan peralatan khusus, alat dan teknik yang tinggi kecuali untuk produksi bibit dalam skala besar. Produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan benihlmusim buah, bisa dibuat secara kontinyu dengan mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak meskipun akar yan dihasilkan dengan cara vegetatif pada umumnya relatif dangkal, kurang beraturan, dan melebar, namun lamakelamaan akan berkembang dengan baik seperti tanaman dari biji. Umumnya tanaman akan lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji (pudjiono, 1996). Pembibitan secara vegetatif sangat berguna untuk program pemuliaan tanaman, (Khan 1994).

3.Manfaat

Kegiatan penerapan alih teknologi pembibitan system KOFFCO perlu diterapkan oleh UPT PTH untuk mendukung kegiatan persemaian sebagai sarana dan prasarana memperbanyak segala jenis tanaman hutan dan menambah wawasan dan pengetahuan segenap staf UPT PTH dalam mengikuti perkembangan teknologi pembibitan saat ini. KOFFCO system sangat cocok untuk perbanyakan tanaman jenis Pterokarpa dan jenis pohon Indigenous lainnya secara vegetatif, untuk menghindari kelangkaan tanaman tersebut saat musim tidak berbuah. Teknologi ini sangat cocok dalam memasuki era perhutanan klonal.

4.Sarana dan Prasarana

 

Penerapan teknologi KOFFCO System memerlukan sarana, peralatan dan bahan yang sebagian belum dimiliki oleh persemaian UPT PTH seperti:

  1. Rumah kaca

Rumah kaca belum tersedia di persemaian kemiri namun akan dibangun pada tahun 2019.

  1. Sungkup propagasi
  2. Sistem pendingin/pengkabutan (Belum memiliki)
  3. Pengontrol intensitas cahaya (shading net)
  4. Pompa air dan Nozzle

Upaya pengembangan persemaian semi modern di Kemiri saat ini terus berjalan menuju kesempurnaan agar kedepannya persemaian ini mampu bersaing dengan persemaian lain yang lebih dulu dibangun karena pengelolaannya yang lebih optimal dengan memanfaatkan teknologi pemuliaan tanaman.

5.Penutup

Teknologi KOFFCO merupakan alternatif perbanyakan bibit berkualitas untuk jenis bibit indigenous yang sering terkendala dalam perbanyakan secara generatif (biji) disebabkan biji bersifat rekalsitran.

Secara teknis pengembangan pembibitan ini mudah dan dapat dilakukan oleh tenaga persemaian lulusan setara SLTA sehingga bisa dikembangkan oleh persemaian milik UPT PTH.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. 1995. Kemungkinan Pembiakan Vegetatif Ramin (Gonystylus bancanus)

Secara Stek Dalam Rangka Penyediaan Material Tegakan Hutan. Buletin penelitian hutan (forest research bulletin) No. 584 : 1-10.

Pedoman Pembuatan Stek Jenis-Jenis Dipterokarpa Dengan KOFFCO System

KERJASAMA antara BADAN LITBANG KEHUTANAN, KOMATSU dan

JICA

Atok. 2009. Aplikasi Koffco untuk Produksi Stek Jenis Pohon Indigenoeus

Mengenal Teknologi Pembibitan KOFFCO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat WA Pelayanan