Kerajaan

Plantae

Divisi

Magnoliophyta

Kelas

Magnoliopsida

Ordo

Lamiales

Famili

Verbenaceae

Genus

Tectona

Spesies

Tectona grandis Linn.

Nama Lokal

:

Jati, Teak

Origin (Asal)                                  

:

Tanaman Jati berasal dari Burma dan dan menyeberang ke Semenanjung India, Thailand, Filipina, dan Jawa.

Sebaran

:

Jati menyebar luas mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina, sampai ke Jawa.

Pada 1817, Raffles mencatat jika hutan jati tidak ditemukan di Semenanjung Malaya atau Sumatra atau pulau-pulau berdekatan. Jati hanya tumbuh subur di Jawa dan sejumlah pulau kecil di sebelah timurnya, yaitu Madura, Bali, dan Sumbawa. Perbukitan di bagian timur laut Bima di Sumbawa penuh tertutup oleh jati pada saat itu.

Heyne, pada 1671, mencatat keberadaan jati di Sulawesi, walau hanya di beberapa titik di bagian timur. Ada sekitar 7.000 ha di Pulau Muna dan 1.000 ha di pedalaman Pulau Butung di Teluk Sampolawa. Heyne menduga jati sesungguhnya terdapat pula di Pulau Kabaena, serta di Rumbia dan Poleang, di Sulawesi Tenggara. Analisis DNA mutakhir memperlihatkan bahwa jati di Sulawesi Tenggara merupakan cabang perkembangan jati jawa.

Perkembangbiakkan

:

Jati biasanya diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji melalui beberapa metode (merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau bakteri) dan bisa juga diproduksi melalui stek pucuk.

Persyaratan tumbuh        

:

Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.

Deskripsi Pohon                                  

:

Tanaman jati yang tumbuh dengan optimal mampumemiliki akar yang mencapai 1.5 – 2 meter. Batang jati memiliki ketinggian hingga 40-45 meter dengan diameter batang yang mampu mencapai 1,8 meter. Daun tanaman jati berbentuk seperti bulat telur dan akan menggugurkan daunnya saat musim kemarau untuk beradaptasi pada kondisi yang kering kekurangan air.

Status konservasi                           

:

Terancam (Endangered) – IUCN

Bunga

:

Bunga majemuk terletak dalam malai besar, 40 cm × 40 cm atau lebih besar, berisi ratusan kuntum bunga tersusun dalam anak payung menggarpu dan terletak di ujung ranting; jauh di puncak tajuk pohon. Taju mahkota 6-7 buah, keputih-putihan, 8 mm. Berumah satu.

Daun

:

Daun umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar, sekitar 60–70 cm × 80–100 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di buku-bukunya.

Biji

:

Termasuk dalam jenis biji ortodok, berbiji 2-4, tetapi umumnya hanya satu yang tumbuh.

Buah

:

Buah berbentuk bulat agak gepeng, 0,5 – 2,5 cm, berambut kasar dengan inti tebal, Buah tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang melembung menyerupai balon kecil.

Akar

:

Saat masih muda, akar pohon jati berkembang pesat. Namun, tidak lama kemudian akar tunggangnya bercabang sehingga menutupi akar utamanya. Arah tumbuh akarnya ke samping dan bercabang lagi menghadap tegak lurus ke bawah.Apabila tanahnya subur dengan aerasi dan air tanah dalam) susunan akar dapat mencapai 1,5-2 meter. Tapi, jika tanahnya gersang maka susunan akarnya sangat dangkal yaitu berkisar antara 70-80 cm saja. Karena kedalaman akarnya, pohon jati tahan terhadap segala guncangan dan terpaan angina.

Batang

:

Pohon jati mampu tumbuh dengan diameter batang pohon berukuran 1,8 meter hingga 2,4 meter dengan ketinggian pohon mencapai 40 meter hingga 45 meter, serta tinggi bebas cabang sekitar 20 meter hingga 25 meter.Batang jati tumbuh tegak lurus dengan bentuk yang silindris dan tipe percabangan tetragonal. Kulit batang jati berwarna kuning keabuan dan berstruktur retak atau pecah dangkal dengan alur memanjang batang.

Musim bunga di Indonesia

:

Februari – Maret

Musim buah di Indonesia

:

Juni – Agustus

Deskripsi singkat

:

Kayu pohon jati merupakan kayu primadona sebagai bahan baku furniture ataupun bahan bangunan. Kayu jati memiliki ketahanan dari serangan jamur dan rayap karena mengandung zat ekstraktif alami berupa tectoquinon yang tidak disukai oleh hama-hama perusak. Di dunia perdagangan kayu, kayu jati termasuk kategori kayu yang mewah serta mempunyai nilai estetika sangat tinggi. Kayu terasnya berwarna cokelat kekuningan, serta kayu gubalnya berwana putih kekuningan atau cokelat kuning muda. Selain itu, kayu jati juga memiliki corak tegas dan indah, serta serat lurus bergelombang.

Sumber

:

https://www.iucnredlist.org/species/62019830/62019832

https://lindungihutan.com/blog/pohon-jati/

https://sendangadisid.slemankab.go.id/first/artikel/297

https://id.wikipedia.org/wiki/Jati

 

 

 

× Chat WA Pelayanan