sumber : https://greengiy.com/ciri-ciri-pohon-secang/

 

Nama Lokal

:

Secang

Nama Latin

:

Biancaea sappan

Kingdom

Divisi

Sub Divisi

Kelas

Ordo

Famili

Sub Famili

Genus

Spesies

Nama local

:

:

:

:

:

:

:

: :  :

Plantae

Spermatophyta

Angiospermae

Eudiots

Fabales

Fabaceae

Caesalpinioideae

Biancaea

B. sappan

Secang

Origin (Asal)                                  

:

Asal-usul tumbuhan ini tidak diketahui dengan pasti.

Sebaran

:

sejak lama dibudidayakan orang di wilayah IndiaAsia TenggaraMelanesia, hingga Pasifik (antara lain Cina, India bagian selatan, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, Kamboja, Laos, Vietnam, NigeriaKongoUgandaTanzaniaReunionMauritius, dan Afrika Selatan).

Perkembangbiakan dan Perlakuan Benih

:

Perkembangbiakan dapat dilakukan secara generatif (biji) Dan cangkok.

Persyaratan tumbuh        

:

kebanyakan tumbuh alami pada lahan-lahan yang berlereng. Tidak tahan terhadap penggenangan, tanaman ini tumbuh pada tanah-tanah yang berliat atau berbatu kapur, atau adakalanya di tanah berpasir dekat sungai.

Bunga

:

Perbungaan dalam malai di ujung batang atau di ketiak atas, panjang 10–40 cm; daun pelindung 5–12 × 2–5 mm, berambut, lekas rontok tangkai bunga (pedicels) sepanjang 15–20 mm.Bunga kuning, berbilangan-5, kelopak gundul, taju kelopak 7–10 × 4 mm, mahkota berambut balig, 9–11,5 × 6–10 mm, yang teratas berukuran paling kecil, berkuku lk. 5 mm, tangkai sari lk. 15 mm, putik lk. 18 mm.

Daun

:

Daun majemuk menyirip ganda, dengan daun penumpu 3–4 mm, lekas gugur. Tulang daun utama sepanjang 25–40 cm  dengan 9–14 pasang tulang daun samping. Anak daun sebanyak 10–20 pasang di tiap tulang daun samping, berhadapan, duduk atau hampur duduk, bentuk lonjong, 10–25 × 3–11 mm, dengan pangkal rompang miring, dan ujung melekuk atau membundar, bertepi rata, lokos atau berambut pendek jarang-jarang.

Biji

:

Buah polong bentuk lonjong atau jorong senjang (asimetris), 6–10 × 3–4 cm, ujung seperti paruh, berisi 2–4 biji, hijau kekuningan menjadi cokelat kemerahan jika masak. Biji bulat panjang (elipsoida), 15–18 mm × 8–11 mm, cokelat hitam.

Akar

:

 

Batang

:

Pohon kecil atau perdu, tinggi 4–10 m. Batang dengan tonjolan-tonjolan serupa gigir, dengan banyak duri, pepagannya berwarna cokelat keabu-abuan. Ranting-ranting biasanya dengan duri-duri yang melengkung ke bawah; jarang tak berduri. Ranting muda dan kuncup berambut halus kecokelatan.

Musim buah di Indonesia

:

Pembungaan dapat terjadi setelah 1 tahun pertumbuhan dan biasanya selama musim hujan (Feb – April), berbuah sekitar 6 bulan kemudian (Mei – Juli)

Kegunaan

:

     kayu secang terutama dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna makanan, pakaian, anyam-anyaman, dan barang-barang lain.

     secara ilmiah bersifat antioksidanantibakterianti-inflamasianti-photoaging, hypoglycemic (menurunkan kadar gula darah), vasorelaxant (merelaksasi pembuluh darah), hepatoprotective (melindungi hati), dan anti-acne (anti jerawat). Ekstrak kayu secang juga ditengarai berkhasiat anti-tumor, anti-virus.

     Secara tradisional, potongan-potongan kayu secang biasa digunakan sebagai campuran bahan jamu di Jawa.

Pustaka

:

       https://id.wikipedia.org/wiki/Secang

       https://www.floradirgantara.com/2020/11/mengenal-pohon-secang-dan-manfaat.html

Brosur dapat diundur pada dibawah ini :

× Chat WA Pelayanan