Nama Lokal | : | Galang, Leda, aiala, samama, Ekaliptus |
Nama Latin | : | Eucalyptus pellita |
Origin (Asal) | : | Australia |
Sebaran | : | Australia, New Britian , Papua dan Tasmania. Namun ada juga beberapa spesies yang ditemukan di Irian Jaya, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste. Marga Eucalyptus terdiri dari sekitar 500 jenis pohon dan perdu Khaerudin, 1993. |
Perkembangbiakkan | : | Teknik Generatif (Biji) dan Vegetatif (Cangkok & Stek) |
Persyaratan tumbuh | : | Umumnya Eucalyptus spp tumbuh baik pada jenis tanah alluvial kecuali E. saligna yang memerlukan jenis tanah podsol, kelembaban tinggi dan tergenang air. Ketinggian tempat yang sesuai masing-masing 600-2300 mdpl dan 0-800 mdpl. Jenis leda menghendaki iklim tipe A. |
Tinggi pohon | : | Mencapai 10 m dengan diameter lebih dari 100 cm dan bertajuk tidak rapat. Kulit pohon eukaliptus bervariasi sesuai umur pohon. Setiap tahun batang pohon ekaliptus menumbuhkan lapisan ekstra yang menambah ketebalan batang. Lapisan yang lebih tua akan mati dan terlepas perlahan |
Status konservasi | : | Tidak Dilindungi |
Musim bunga di Indonesia | : | Juli – November |
Musim buah di Indonesia | : | Agustus – November |
Deskripsi singkat | : | Minyak eukaliptus diekstraksi dari daun dengan distilasi uap. Tidak berwarna dengan aroma yang kuat, manis, dan berkayu. Minyak ini bersifat anti jamur, antimikroba, anti inflamasi, dekongestan, antiseptik, dan antispasmodik karena adanya cineole. Pohon eukaliptus digunakan untuk menghasilkan kayu pulp. Kayu pulp ini digunakan untuk membuat kertas halus dan kertas tisu lunak. Pohon eukaliptus melepaskan kulit kayunya setiap tahun untuk menyingkirkan lumut, jamur, lumut, dan parasit yang mungkin hidup di kulit kayu; ini melindungi kesehatan pohon. Beberapa kulit kayu yang mengelupas juga dapat melakukan fotosintesis yang membantu pertumbuhan pohon yang cepat. |