Ditulis Oleh kadek Jyoti Laksmi Dewi, I Komang Budhi Utama Suamba,  dan Ni Luh Putu Mayang Ratika Uri – SMAN 4 Denpasar pada lomba Essai UPT Perbenihan Tanaman Hutan Tingkat Nasional Tahun 2024 

“A nation that destroys its soils destroys itself. Forests are the lungs of our land, purifying the air and giving fresh strength to our people.”

-Franklin Delano Roosevelt (1882-1945)

Menilik kutipan tokoh terkenal sebagai seorang politikus dan presiden Amerika Serikat ke-32 yakni Franklin Delano Roosevelt, mengungkapkan pentingnya menjaga tanah dan hutan untuk keberlangsungan bangsa. Ketika tanah dieksploitasi berlebihan maka tanah akan kehilangan produktivitasnya sehingga mengancam kesejahteraan rakyat. Hutan yang disimbolisasikan sebagai “paru-paru” bumi berperan penting dalam sanitasi udara sekaligus penyedia oksigen. Ketika hutan tidak berfungsi dengan maksimal, maka akan berdampak pada kualitas udara dan lingkungan sehingga melemahkan daya tahan dan kesehatan masyarakat. Tantangan harmonisasi dengan alam ini semakin relevan pada era industri

5.0 di Indonesia. Era industri 5.0 memperkenalkan penggunaan teknologi canggih untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Namun, perkembangan ini sering kali menyebabkan konversi lahan dan penggundulan hutan, sehingga area hijau yang memiliki fungsi penting diubah menjadi kawasan industri atau pemukiman. Dikutip dari ppid.menlhk.go.id (18/1/2024), KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menyatakan pada tahun 2021 hingga 2022 Indonesia mengalami deforestasi hutan sebesar 104 ribu hektare. Deforestasi hutan mengakibatkan hilangnya zona hijau penting

 untuk vegetasi yang berfungsi sebagai penyerapan karbon dioksida, pengatur siklus air, bahkan mencegah erosi tanah. Sehingga saat terjadi pergantian zona hijau dengan infrastruktur akan mengurangi kemampuan alam untuk menjaga ekosistem. Meski pemerintah meluncurkan inisiatif seperti teknologi pemantauan kualitas udara, program konservasi air, regulasi untuk mengendalikan polusi udara hingga sosialisasi pentingnya peran hutan. Namun, efektivitas upaya ini sering terhambat sebab kurangnya kesadaran dan partisipasi publik sertakoordinasi antar lembaga yang lemah. Banyak masyarakat yang masih belum sepenuhnya menyadari dampak deforestasi bahkan hilangnya biodiversitas.

Masyarakat mulai merasakan dampak nyata seperti berkurangnya air bersih dan meningkatnya tanah longsor. Namun, sering kali beberapa masyarakat tidak tahu langkah konkret untuk mengatasi masalah ini, sehingga upaya pemerintah menjadi kurang efektif. Kesadaran dan partisipasi aktif diperlukan untuk mendukung pengurangan polusi udara dan menjaga ketersediaan air bersih dengan mempertahankan zona hijau. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif dan interaktif untuk menjamin kelestarian lingkungan dan kualitas hidup di masa depan. Maka dari itu, penulis mencanangkan sebuah program guna mengatasi permasalahan tersebut melalui SEEDS (Sustainable Education and Eco-Driven Seedling): Kamp Edukasi Interaktif Pengkajian Botani dan Perbenihan untuk Generasi Muda.

 

Dengan menilik permasalahan diatas, SEEDS dirancang sebagai kamp edukasi perbenihan tanaman hutan yang dirancang bagi generasi muda agar berperan aktif dalam pelestarian hutan. Hal ini akan membantu

 mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan pada tujuan ke-6 yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih, tujuan ke-13 yaitu mengatasi perubahan iklim, dan tujuan ke-15 yaitu pengelolaan ekosistem darat dan hutan.

Gambar 1.1 SDGs tujuan ke-6, 13, 15

Sumber: SDGs Indonesia, 2019

SEEDS Camp diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk berkontribusi dalam menjaga zona hijau sehingga dapat menghasilkan SDM berkualitas dengan produktivitas tinggi agar program ini efektif. Program ini akan di promosikan secara online pada platform instagram dengan username @seedscamp_indonesia dan berlangsung selama 14 hari dalam 7 tahapan, yaitu diawali dengan pendaftaran online, pengumpulan benih oleh peserta, proses penyemaian benih, pemantauan dan perawatan benih, penanaman kembali, edukasi lingkungan dan konservasi, serta lomba- lomba kreatif. Program ini dilaksanakan selama liburan semester genap sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar.

Tahap awal SEEDS Camp dimulai dari pendaftaran online pada website SEEDS.id dengan membuat akun dan memasukkan alamat email, password yang valid, nomor handphone, serta biodata pendaftar. Calon pendaftar akan diarahkan ke halaman selanjutnya yang mengharuskan pendaftar mencantumkan surat-surat resmi berupa scan Kartu Keluarga (KK), akta kelahiran, Kartu Identitas Anak (KIA) atau kartupelajar. Setelah

 

diverifikasi oleh tim SEEDS.id, 30 peserta tercepat terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan akan diterima serta diberi konfirmasi melalui email berisi informasi terkait tahap keberangkatan dari daerah asal menuju pos sentral yaitu lokasi utama berkumpulnya peserta yang terletak di kawasan hutan konservasi. Hari pertama peserta akan mendapat sosialisasi mengenai materi kehutanan dan perbenihan serta dibagikan tenda untuk tempat peristirahatan peserta.

Setiap tenda akan ditempati oleh 3 peserta dengan gender yang sama bertujuan untuk memastikan kenyamanan dan privasi setiap peserta selamakegiatan berlangsung. Selanjutnya, peserta akan diarahkan menuju hutan konservasi untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan benih tanaman hutan sekaligus memahami siklus hidup serta cara memilih benih yang berkualitas didampingi oleh perwakilan dari KLHK. Hari kedua, peserta akan mempelajari teknik penyemaian benih, diikuti dengan sosialisasi mendalam mengenai kebutuhan optimal tanah, air, sinar matahari, serta nutrisi untuk pertumbuhan benih. Peserta juga akan mendapatkan informasi mengenai cara menjaga kelembapan sekaligus mengatur suhu yang tepat di area pembibitan. Setelah penyemaian benih,peserta akan belajar mengenai teknik penyiraman dan pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Peserta akan melakukan pemantauan pertumbuhan benih secara berkala, mulai dari mengukur tinggi dan perkembangan akar guna memastikan kesehatan dan pertumbuhan optimal. Hari berikutnya, peserta akan diajarkan upaya preventif masalah yang mungkin muncul, seperti hama bahkan penyakit tanaman, sehingga peserta dapat menjaga benih tetap sehat dan produktif sepanjangproses pembibitan. Setelah benih berkembang menjadi bibit yang siap tanam, peserta akan melakukan penanaman bibit kembali ke hutan.

Dalam kegiatan ini, peserta mempelajari teknik penanaman yang tepat untuk memastikan bibit tumbuh dengan baik di alam liar. Peserta juga

 

akan memahami peran penting konservasi hutan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, serta dampak positif penanaman pohon terhadap lingkungan, seperti peningkatan kualitas udara, pengendalian erosi, dan penyediaan habitat bagi satwa liar. Akhir acara, peserta akan melakukan kegiatan lomba artikel dan fotografi lalu akan ada sesi penghargaan bagi pemenang dan peserta. Setelah program ini selesai, peserta akan kembali ke daerah asalnya masing-masing dan dapat terus belajar mengenai perbenihan melalui website SEEDS.id.

Sebagai salah satu penunjang pengimplementasian SEEDS, stakeholder merupakan hal penting yang patut dipertimbangkan. Penulis akan bekerja sama dengan beberapa organisasi yang mampu berkontribusi dalam proses perealisasian SEEDS Camp, seperti Kementerian Lingkungan Hidupdan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud), Pengelola Hutan Konservasi, serta sekolah menengah atas (SMA). Kerjasama ini bertujuan mempromosikan program SEEDS serta meningkatkan kesadaran generasi muda di Indonesia mengenai pentingnya menjaga ekosistem daratan, dimulai dari langkah sederhana yaitu memilih benih berkualitas untuk ditanam. Sebagaimana dengan tujuan awal SEEDS, program ini bertujuan untuk membangun kepedulian generasi muda terhadap kelestarian hutan demi keberlanjutan masa depan, guna menciptakan insan berkualitas sebagai salah satu upaya menuju Indonesia Emas tahun 2045.

“Cut down a tree, destroying thousand of lives”

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Adisukma, D., Hayuni, N., & Rusaldi, E. Y. 2014. Dampak Degradasi LingkunganTerhadap Potensi. Jurnal Wilayah dan Lingkungan. 2 (1): 11-16.

Agustina, D, P. 2019. Integritas Aktivis Lingkungan Hidup dalam Mewujudkan Jurnalisme Lingkungan Hidup yang Berkualitas. CALATHU: Jurnal Ilmu Komunikasi. 1(1): 9-22.

Ante, E., Benu, N, M., & Moniaga, V, R, B. 2016. Dampak Ekonomi dan Sosial Alih Fungsi Lahan Pertanian Hortikultura Menjadi Kawasan Wisata Bukit Rurukan di Kecamatan Tomohon Timur, Kota Tomohon. Jurnal Ilmiah Sosial Ekonomi Pertanian Agri- Sosioekonomi. 12 (3) : 113-124.

Avdeeva,   A.    2019.   Perkemahan   di   Tepi   Hutan.      Tersedia     pada: https://www.istockphoto.com/id/foto/perkemahan-di-tepi-hutan gm1143699251-307235130. Diakses pada tanggal 21 September 2024 pukul 19.34.

Evendi, Y., & Haryanto, A. 2021. Peran Aktor Individu Non-Pemerintah Dalam Diplomasi Stakeholders: Studi Kasus Aktivis Lingkungan Greta Thunberg Tahun 2018-2019. Prosiding Senaspolhi. 3 (2): 1-22.

Fahmi, R., dkk. 2022. Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau pada Perancangan Kawasan Wisata Tepian Sungai Saddang di Kabupaten Enrekang. Journal of Muhammadyah’s Apllication Technology. 1(3): 247-258.

Hassan, Z., & Astarida, M, Z. 2023. Penegakan Hukum Lingkungan Sebagai Upaya Pembangunan Yang Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Advokasi.

 

11 (1): 2337-7216.

Irnawati, I., Dwangga, M., & Hasa, M, F. 2023. Sosialisasi Peran Hutan dan Lingkungandalam Penanggulangan Banjir di Kota Sorong. ABDIMAS: Papua Journal of Community Service. 5 (1): 1-8.

Jumaedi, S. 2016. Nilai Manfaat Hutan Mangrove Dan Faktor-Faktor Penyebab Konversi Zona. Sosiohumaniora: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora. 18 (3): 227-234.

Kaliwlingi Brebes. GEMILANG: Jurnal Manajemen dan Akuntansi. 2 (4): 113- 126.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. 2023. Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia: Tantangan                        dan          Peluang.                        Tersedia    pada: https://sdgs.bappenas.go.id/17-goals/goal-6/. Diakses pada tanggal 23 September 2024 pukul 08.38 WITA.

Larasati, D, C., & Kurrahhman, Y. 2023. Peran Pemerintah Desa dalam Mengelola Wisata Hutan Pinus untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Desa di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. REFORMASI: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 9 (2): 161-167.

Nurhayati, A., dkk. 2023. Determinasi Daya Tarik, Physical Evidence, dan Viral Marketing Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada Objek Wisata Hutan Lindung Kota Langsa Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial. 10 (10): 4906-4918.

Salim, M, N, M., Mulyani, I, D., & Khojin, N. 2022. Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Minat Berkunjung Pada Wisata Hutan Mangrove

 

Sembiring, R. 2021. Kriminalisasi atas Partisipasi Masyarakat: Menyisir Kemungkinan terjadinya SLAPP terhadap Aktivis Lingkungan Hidup Sumatera Selatan. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia. 1(1): 207– 218.

Setiawan, A. 2022. Keanekaragaman Hayati Indonesia: Masalah dan Upaya Konservasinya. Indonesian Journal of Conservation. 11 (1): 13-21.

Suryatmojo, H. 2014. Peran Hutan Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.

Sutoyo, S. 2014. Keanekaragaman Hayati Indonesia Suatu Tinjauan: Masalah DanPemecahannya. Buana Sains. 10 (2): 101-106.

Widati, G., dkk. 2021. Pengembangan Kawasan Wisata Situ Rawalumbu Guna Menciptakan Zona Hijau dan Biru di Kota Bekasi. Jurnal comunita servizio. 2(1): 498-507.

Widiati, G., dkk. 2021. Pengembangan Kawasan Wisata Situ Rawalumbu Guna Menciptakan Zona Hijau dan Biru di Kota Bekasi. Comunita Servizio. 3 (1): 498-507.

Yudha, E, P., Nugraha, A., & Nurislaminingsih, R. 2022. Pemanfaatan Lahan di Lingkungan Sekitar Untuk Menanam. Abdimas Galuh: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 4 (2): 1111-1119.

Yuliarso, H., Hermansyah, H., & Mustofa, I. 2014. Pengembangan Hutan Sekipan Sebagai Wana Wisata Di Tawangmangu Dengan Penerapan Prinsip Ekowisata dan Arsitektur Hijau. Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan. 12 (2): 1-6.

 

LAMPIRAN

 

Strength (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan)

·       Konsep Program SEEDS menggabungkan pendidikan interaktif dengan kepedulian terhadap                      lingkungaan merupakan daya Tarik besar bagi generasi muda.

·       Program SEEDS didukung oleh orang yang berkompenten dibidangnya seperti ahli botani, agronom, sehingga materi yang disampaikan berbasis sains yang menambah kredibilitas program.

·       Program SEEDS dapat dengan mudah diadaptasi ke berbagai konteks lokal dan skala yang berbeda (sekolah kecil hingga skala nasional) membuatnya fleksibel di berbagai kondisi.

·       SEEDS                              dapat

memperkenalkan teknologi hijau dan inovasi agrikultur ramah lingkungan seperti.

·      Berkontribusi    terhadap

·       Merupakan inovasi baru, sehingga memberikan kekhawatiran                         dan

ketidakpercayaan bagi generasi muda.

·       Membutuhkan pendanaan yang mahal dalam proses perealisasiannya.

·       Membutuhkan berbagai ketenagakerjaan, dari tahap perancangan                         hingga perealisasiannya.

 

 

pencapaian visi                          SDGs, terutama poin ke-6, 13, dan

15.

 

Opportunities (Peluang)

Threats (Ancaman)

·       Inovasi ini daapat menarik pendanaan dari berbagai sumber, baik pemerintah maupun organisasi swasta.

·       Berpeluang                         membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat, karena                           SEEDS

membutuhkan    banyak

 

ketenagakerjaan dalam pengimplementasiannya.

·       Program SEEDS berpeluang untuk                  menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk lebih peduli terhadap

zona hijau.

·       Program ini bergantung pada alam. Kegiatan luar ruangan dapat terganggu oleh cuaca buruk.

·       Banyak program edukasi alternatif terutama program- program berbasis digital.

STRATEGI S-T

Memaksimalkan Strength

 

(Kekuatan) untuk Mengatasi

Threats (Ancaman)

STRATEGI W-O

Memanfaatkan Opportunities

(Peluang) untuk Mengatasi

Weakness (Kelemahan)

·       Cuaca buruk bukanlah masalah yang serius Karena SEEDS                              dapat

mengembangkan                              modul

·       Hadirnya SEEDS justru mampu meningkatkan kesadaran  dan  empati

generasi muda untuk lebih

 

 

indoor yang tetap berfokus pada lingkungan seperti eksperimen indoor.

·       SEEDS berkolaborasi dengan komunitas hijau atau aktivis lingkungan                                      guna menciptakan program yang lebih eksklusif dan berdaya saing,                          sehingga meningkatkan                                 profil

program                             SEEDS

dibandingkan program edukasi lainnya, serta menarik perhatian generasi muda melalui kegiatan yang diakui  oleh  para  aktivis

lingkungan.

peduli terhadap zona hijau.

·       Pendanaan akan sepenuhnya             dibantu                 oleh lembaga             organisasi pemerintah maupun investor swasta   serta             para            aktivis lingkungan.

·       SEEDS merupakan langkah awal menangani kemiskinan serta pengangguran karena mampu membuka lapangan pekerjaan.


SEEDS (Sustainable Education and Eco-Driven Seedling): Kamp Edukasi Interaktif Pengkajian Botani dan Perbenihan untuk Generasi Muda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat WA Pelayanan