Ditulis oleh Levina Aulia Desitasari, Azka Farhanta, Nabila Shalu Maulidya – SMAN 2 Ponorogo, Pada Lomba Essai UPT Perbenihan Tanaman Hutan Tahun 2024 

Indonesia memiliki tanaman pinus yang tersebar di berbagai wilayah,  seperti di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh dan juga Jawa. Salah satu  pembibitan pinus yang populer di Ponorogo Jawa Timur yaitu pembibitan pinus di  Desa Mrayan. Akan tetapi di daerah tersebut tidak ada penyadap yang dapat  mengelola biji pinus menjadi bibit pinus, alhasil harus mendatangkan bibit dari  luar daerah dengan biaya yang mahal. Padahal Desa Mrayan memiliki potensi  yang tinggi untuk menghasilkan bibit pinus sendiri, karena Desa Mrayan memiliki  luas hutan pinus kurang lebih 1.736,16 hektare. 

Rata-rata usia penyadap pinus di Desa Mrayan umurnya sudah tua, dan  sedikit memiliki pengetahuan tentang pembuatan bibit pinus. Generasi muda  menganggap bahwa profesi petani penuh risiko, memiliki pendapatan kecil, tidak  dihargai, sudah tidak relevan dan tidak akan membuat karir berkembang. Padahal  seiring dengan berkembangnya teknologi membuat generasi muda memiliki  peluang yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya dalam mengembangkan  berbagai inovasi di bidang pertanian. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyuluhan dan pelatihan pembibitan pinus di Desa Mrayan ini, sehingga ada  generasi muda yang dapat melanjutkan usaha pertanian di Desa Mrayan. 

PERAN GENERASI MUDA DALAM PEMBIBITAN PINUS 

Pembibitan merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan di lapangan  dengan tujuan mempersiapkan bibit tanaman yang sudah siap tanam. Dalam  pembibitan perlu memperhatikan bibit tanaman yang bersertifikat untuk  menghasilkan tanaman yang berkualitas. Bibit tanaman yang berkualitas 

berdasarkan (SNI) Standar Nasional Indonesia dalam pembibitan yaitu : ada  tidaknya serangan hama penyakit, warna daun, kekekaran batang, deformasi  batang, diameter pangkal batang (mm), tinggi bibit (cm), pangkal batang  mengkayu, kekompakan akar, deformasi akar, pengukuran biomassa, dan Indeks 

Mutu Bibit. Selain itu dalam pembibitan diperlukan media tanam yang tepat,  karena dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan ketahanan tumbuhan  terhadap penyakit. Media tanam bibit pinus ditanam pada polybag, kemudian saat  bibit memiliki tinggi sekitar 35-50 cm, bibit dapat di pindahkan ke tempat  persemaian. Langkah terakhir dalam pembibitan yaitu memilih persemaian yang  tepat untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menghasilkan tanaman  yang berseragam. 

Permasalahan harga bibit mahal di Desa Mrayan karena para penyadap  perlu membayar uang transport pengiriman dari luar daerah saat membeli bibit  Pinus. Untuk mengatasi permasalahan tersebut Desa Mrayan melakukan  Swasembada bibit Pinus (usaha untuk mencukupi kebutuhan sendiri) dengan cara  mendirikan tempat pembibitan sendiri yang dikelola oleh generasi muda.  Masyarakat dari Desa Mrayan memberikan modal serta pelatihan untuk mengolah  biji Pinus menjadi bibit Pinus, sehingga akan ada yang namanya Hulu dan Hilir  yang berarti dengan adanya pembibitan di Desa Mrayan, para penyadap tersebut  bisa menanam dengan bibit yang tersedia di situ. Keuntungan yang diperoleh, jika  semua penyadap sudah menanam bibit Pinus di kebun mereka, bibit yang tersisa  dapat dijual keluar daerah (Branding bibit). 

Benih adalah kunci keberhasilan dalam pembuatan bibit. Perlu dipastikan  menggunakan benih dari sumber benih yang telah disertifikasi, Apabila tidak  memungkinkan, sebaiknya membuat benih dari sendiri. Menurut Kelompok Tani  Hutan (KTH) Enggal Mulyono, petani rutin melakukan pembaruan pada quarre  (metode penyadapan dengan melukai pohon pinus) setiap 3 hari sekali, dan  menyetorkan hasil sadapan getah pinus ke Tempat Penampungan Getah (TPG)  yang dimiliki KTH. Jenis pinus yang bagus untuk bocor Getah adalah Pinus Karibia  karena termasuk jenis kayu lunak dan memiliki tekstur agak kasar, selain di ambil  getahnya, kayu dari pinus Karibia ini bisa digunakan untuk membuat kontruksi  dan dekorasi. 

Selain melakukan pengolahan biji pinus menjadi bibit pinus, generasi muda  juga dapat berperan dalam menjaga pertumbuhan pinus seperti memastikan sinar  matahari yang cukup untuk pertumbuhan tunas, menyusun penempatan bibit, 

menyediakan tempat sistem irigasi dan diperiksa secara berkala agar air tetap  menetes dalam volume yang cukup. Menyusun penempatan bibit yang ditanam  dalam root trainer dengan rak agar terjadi pemangkasan akar secara alami.  Perawatan rumah bahan stek terdiri perawatan jaring peneduh, pemeliharaan  hamparan koral, penggantian media bibit, pembersihan gulma, dan perawatan  sistem irigasi. Sumber air dan bak penampung dirancang agar dapat mencukupi  kebutuhan air di rumah stek, rumah kecambah, area naungan, area terbuka,  rumah bahan stek dan konsumsi personel persemaian. Sumber air yang berasal  dari sungai atau sumur bor, haruukup untuk suplai air dari pompa kapasitas  minimal 60 l/menit. 

Perawatan khusus yang dapat dilakukan untuk mengurangi virus dan  menjaga kelembaban bibit pinus yaitu dengan menggunakan limbah bawang  merah yang dihasilkan dari sisa bumbu saat memasak. Bawang merah memiliki  kandungan senyawa acetogenin yang menyebabkan serangga dan hama enggan  untuk mendekat, karena dapat menyebabkan kematian. Selain itu senyawa yang  dimiliki oleh bawang merah ini dapat mempercepat pertumbuhan dan  memberikan kesuburan bagi tanaman, dengan cara membuat pestisida alami dari  kulit bawang merah tersebut kemudian disemprotkan pada daun atau batang  yang terkena hama. Untuk hasil yang maksimal pestisida dari bawang merah ini  dapat di semprotkan 1-3 kali dalam seminggu. 

PENUTUP 

Penyadap di Desa Mrayan sangat terbantu dengan adanya peran dari  generasi muda dalam pengolahan dan penyediaan bibit pinus, karena dapat  mengatasi masalah biaya bibit yang mahal. Untuk kedepannya gnerasi muda  diharapkan dapat berperan aktif dalam pembibitan dan pertanian secara  keseluruhan. Sehingga generasi muda bisa mengembangkan inovasi inovasi  dalam bidang pertanian, mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan  produksi bibit pinus yang berkualitas

DAFTAR PUSTAKA 

Hargorejo. 2023. “Cerdas,Ternyata Limbah Kulit Bawang Bisa Jadi Pestisida  Alami. Yogyakarta”. Desa Hangrejo, Yogyakarta. 

Irawan S P, dkk. 2020. “MANUAL PEMBUATAN PERSEMAIAN DAN PEMBIBITAN  TANAMAN HUTAN”. Bogor. OWT Bogor. 

Lamia G P. “KONSTRUKSI MAKNA PETANI BAGI GENERASI Z DI KECAMATAN  SONDER”. Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado. 

Nugroho, A. 2024. KPH Lawu Ds. Madiun. Perhutani 

Putri,S D. 2021. “TEKNIK PENYEMAIAN BENIH SAYURAN”. Jogjakarta.  Jogjakota. 

Ramadhani,S. 2022. “Pohon Pinus: Ciri ciri, Habitat dan Manfaatnya”. Lindungi  hutan. 

Wijaya, H P. 2024. “Demo Plot Edukasi Perbenihan Tanaman Hutan Di Kelompok  Tani Hutan (KTH) Enggal Mulyo Lestari Desa Mrayan Kecamatan Ngrayun  Kabupaten Ponorogo”. Ponorogo. KTH Enggal Mulyo. 

2016. Teknologi Bajos untuk Tingkatkan Getah Pinus. Jakarta. Koran Jakarta

“PEMBUSLAJAU” Pembibitan Pinus ala Gen Z sebagai  Jendela Pejuang Hijau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat WA Pelayanan